Apa yang Kalian Tunggu? Seruan Pilu dari Gaza

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk di Jalur Gaza, seruan memilukan kembali menggema ke seluruh dunia.

Dr. Munir Al-Barsh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, mengeluarkan pernyataan publik yang mengguncang hati nurani banyak pihak, mempertanyakan keheningan dan kelambanan respons dunia internasional terhadap penderitaan rakyat Gaza.

“Eaya tidak tahu, apakah pembunuhan yang begitu keji ini tidak cukup bagi kalian?” ungkap Dr. Al-Barsh dikutip dari akun Telegram Gaza Now, Rabu (12/6/2025).

Pernyataan ini muncul setelah laporan harian menyebutkan bahwa lebih dari 38.000 warga Palestina telah tewas sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023.

Serangan udara yang tiada henti telah meluluhlantakkan rumah sakit, tempat ibadah, dan kawasan pemukiman, menjadikan Gaza sebagai wilayah yang hampir tak layak huni.

Dr. Al-Barsh mempertanyakan mengapa dunia, khususnya negara-negara Arab dan Islam, belum mengambil tindakan tegas:

“Apakah pembunuhan massal yang begitu brutal ini tidak cukup? Kapan kalian akan bergerak dan berkata cukup dengan kematian?”

Sejak Oktober 2023, Gaza telah mengalami blokade total atas pasokan bahan bakar, makanan, dan obat-obatan. Rumah sakit kehabisan listrik dan alat medis. Bayi-bayi prematur dirawat tanpa inkubator. Warga meminum air yang tercemar karena sistem sanitasi runtuh.

“Apa yang kalian tunggu, wahai umat Muslim, untuk memasukkan seteguk air ke Gaza?” tanya Dr. Al-Barsh, dengan nada sedih.

Ia juga menyoroti perlunya tindakan simbolis dan nyata seperti pengiriman kapal bantuan, sebagaimana dilakukan oleh kapal “Mavi Marmara” pada 2010 yang menarik perhatian dunia meskipun akhirnya dihentikan oleh Israel.

“Orang asing bergerak dengan kapal Madeline, kapan negara-negara Arab dan Islam bergerak dengan kapal lain?”

Dr. Al-Barsh menyerukan agar organisasi internasional segera menekan Israel untuk membuka akses kemanusiaan.

Negara-negara Arab dan Islam mengambil tindakan nyata, termasuk pengiriman bantuan lewat laut dan tekanan diplomatik.

Media internasional tidak membiarkan isu Gaza tenggelam dalam keheningan.

“Mereka punya enam hari untuk membuat isu Palestina di depan seluruh dunia,” tegasnya, menyiratkan bahwa meski bantuan dicegat, efek moral dan politiknya tetap signifikan.

Di akhir pernyataannya, Dr. Al-Barsh menantang seluruh dunia: “Apa yang kalian tunggu untuk memasukkan makanan ke Gaza? Sampai Gaza mati seluruhnya?”

Pernyataan ini menjadi tamparan bagi komunitas internasional yang hingga kini masih gagal menghentikan kekerasan dan membuka jalur kemanusiaan yang aman.

PBB telah menyerukan gencatan senjata, namun belum diikuti tindakan konkret. (top/*)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!