Kematian Jurnalis di Gaza Kalahkan Jumlah Tewas di Perang Dunia II
JAKARTA, OKENESIA.COM- Jumlah korban tewas dari kalangan jurnalis di Jalur Gaza, Palestina hanya dalam kurun waktu 114 hari sudah mencapai 120 orang.
Jumlah ini mengalahkan jumlah pewarta yang tewas saat perang dunia II dan perang-perang lainnya.
Perang dunia II misalnya. Selama kurun waktu enam tahun, dari tahun 1939 hingga 1945, jumlah jurnalis yang tewas 69 orang.
Perang Vietnam dalam kurun waktu 20 tahun, jumlah jurnalis yang tewas berjumlah 63 orang.
Sementara perang Ukraina-Rusia yang tengah berlangsung, ada 17 jurnalis meregang nyawa.
Perang di Jalur Gaza yang baru bereskalasi memasuki empat bulan, jumlah tewas sudah mencapai 120 orang.
Minggu (28/1/2024), satu lagi jurnalis yang tewas di Jalur Gaza. Ini berdasarkan update Kantor Media Pemerintah Palestina yang diterima Okenesia.com, siang ini.
“Jurnalis yang mati syahid meningkat menjadi 120 jurnalis sejak dimulainya perang genosida di Jalur Gaza,” demikian dilaporkan Juru Bicara Kantor Media Pemerintah Palestina, Ismail Abu Tsawabitha.
Bertambahnya jumlah jurnalis yang tewas setelah kematian Iyad Ahmed Al-Rawag. Iyad Ahmed adalah seorang penyiar dan presenter program di Sawt Al -Radio Aqsa. Iyad tewas di tangan tentara Pendudukan Israel sang pengkhianat.
“Rekan jurnalis Iyad Ahmed Al-Rawaq syahid di tangan pengkhianatan Israel di kamp Nuseirat, Jalur Gaza Tengah,” ungkap Ismail.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Di antara orang-orang mukmin ada orang-orang yang menepati janjinya kepada Allah, dan di antara mereka ada pula yang telah terkabulkan cintanya, dan di antara mereka ada pula orang-orang yang menantikan, dan mereka tidak mengubahnya sedikit pun,” tutur Juru Bicara Kantor Media Pemerintah Palestina, Ismail Abu Tsawabitha.
Dengan penuh kebanggaan atas para jurnalis yang mati syahid. Para pahlawan yang dibunuh oleh tentara pendudukan Israel ungkap Ismail, dalam upaya untuk mengaburkan narasi Palestina dan mengaburkan kebenaran, namun pendudukan gagal mematahkan kehendak orang-orang hebat, baik dari warga sipil maupun para jurnalis.
“Memohon kepada Allah Yang Maha Esa untuk menerima para jurnalis kami yang syahid, dan semoga Allah memberikan kesabaran dan penghiburan kepada keluarga jurnalis dan keluarganya,” kata Ismail. (top/**)