JAKARTA, OKENESIA.COM- Ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus meningkat. Dalam pernyataan terbaru yang disampaikan melalui kanal Telegram Al Jazeera, Jumat (20/6/2025), Ketua Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat terkait kemungkinan keterlibatan Washington dalam konflik yang sedang berlangsung.
“Jika Washington ikut campur dalam medan perang, maka hasilnya akan menjadi kejutan strategis,” tegas pejabat tinggi parlemen Iran itu.
Ia menambahkan bahwa campur tangan Amerika dalam konflik melawan Iran hanya akan mempercepat proses pengusiran mereka secara militer dan keamanan dari kawasan.
Ia juga memperingatkan bahwa seluruh kepentingan Amerika di wilayah Timur Tengah tidak akan berada dalam posisi aman jika eskalasi terus berlanjut.
“Washington harus tahu bahwa kepentingannya di kawasan ini tidak akan aman,” ungkapnya.
Di tengah meningkatnya retorika militer, diplomasi tetap menjadi harapan yang dikedepankan oleh beberapa pihak internasional. Menteri Luar Negeri Irlandia menyampaikan pernyataan terkait pertemuan penting di Jenewa antara Uni Eropa dan Iran yang berlangsung pada hari ini.
“Pembicaraan Jenewa hari ini antara Uni Eropa dan Iran adalah kesempatan untuk jalur diplomatik antara Teheran dan Tel Aviv,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa ketidakhadiran dialog dan deeskalasi bisa berdampak sangat berbahaya.
“Alternatif dari deeskalasi dan dialog sangat berbahaya,” tambahnya.
Sementara itu, situasi di lapangan kian memburuk. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan bahwa bangunan utama di kompleks reaktor air berat Arak mengalami kerusakan serius akibat serangan udara Israel.
Reaktor Arak merupakan salah satu fasilitas nuklir utama milik Iran yang telah lama menjadi sorotan komunitas internasional.
Selain itu, Badan Darurat Iran menyampaikan bahwa lima rumah sakit di negara tersebut rusak parah akibat serangan Israel pada pekan lalu.
Sejumlah pasien dilaporkan terdampak, meski rincian mengenai jumlah korban masih belum diungkap secara resmi.
Dari Moskow, pemerintah Rusia melalui pernyataan resmi Kremlin mengecam keras laporan yang menyebutkan adanya rencana pembunuhan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
“Pembicaraan mengenai pembunuhan Khamenei tidak dapat diterima,” ujar juru bicara Kremlin, menekankan bahwa tindakan semacam itu dapat memicu kekacauan regional yang lebih besar. (top/Al Jazeera/*)