MIRIS, Pelajar SMP Masungkang Banggai Seberangi Sungai Menuju Sekolah

0

BANGGAI, OKENESIA.COM- Desakan dan tuntutan warga di Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai agar Pemda Banggai membangun fasilitas infrastruktur memadai hingga program pemberdayaan masyarakat di wilayah mereka ada benarnya.

Kecamatan Batui Selatan salah satu dari tiga kecamatan (Kecamatan Batui Selatan, Batui dan Kecamatan Toili Barat) merupakan penghasil sumber daya alam bernama migas. Meskipun kekayaan alamnya melimpah yang menjadi salah satu penyumbang devisa negara dan pendapatan daerah berupa Dana Bagi Hasil (DBH) Migas, tapi faktanya wilayah itu masih terbilang perhatian pemerintah daerah belum benar-benar maksimal.

Bukti kebutuhan infrastruktur belum terwujud sepenuhnya di tapak proyek perusahaan investasi migas terekam di aktivitas warga Desa Masungkang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai.

Betapa tidak, mereka para pelajar sekolah menengah pertama harus melewati derasnya air sungai untuk berangkat menuju SMP 5 di Dusun Batui, Desa Ondo-Ondolu, Kecamatan Batui Selatan. “Ini di Dusun 2, Desa Masungkang Kec Batui Selatan Kabupaten Banggai, Sulteng. Mereka anak SMP bersekolah ke SMP 5 Dusun Batui Desa Ondo Ondolu Kecamatan Batui Selatan,” tulis I Gusti Putu Artha tertanggal 28 Agustus 2023 di beranda jejaring sosial facebook dengan akun I Gusti Putu Artha DPR RI Sulteng.

I Gusti Putu Artha merupakan politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Ia pernah menjabat sebagai komisioner KPU RI. Selain Direktur Ganesha Consulting, di struktur kepengurusan Partai Nasdem, Putu Artha didaulat sebagai Ketua Komisi Saksi, DPP Partai NasDem. Ia juga menjabat sebagai Ketua Litbang DPP Prajaniti.

Aktivitas menyeberangi sungai beraliran deras itu dituliskan I Gusti Putu Artha sudah bertahun-tahun lamanya. Tanpa akses penghubung. Jika anak-anak pelajar itu hendak bersekolah di tempat lain dengan tanpa menyeberangi sungai, maka mereka harus memutar yang jaraknya ratusan kilometer. “Ini sdh bertahun-tahun tak ada akses. Akses memutar ratusan kilometer. SMP terdekat sekitar 20 km,” tulis Putu Artha.

Ia menuliskan juga bahwa warga telah mengusulkan pembangunan jembatan penghubung. “Yang pasti sudah pernah diusulkan oleh masyarakat. Sekitar 2 tahun lalu ada pengukuran Dinas PU Kabupaten,” tulis dia.

Sayangnya, usulan pembangunan jembatan itu belum dipenuhi. “Namun tak ada kelanjutan,” tulisnya.

Jika sungai itu banjir, sudah dapat dipastikan mereka para pelajar itu tak akan bersekolah. “Jika banjir anak2 tidak sekolah. Sudah ada korban jiwa meninggal 1 anak2 terseret arus dan 1 warga masyarakat saat menyeberang,” tulis Putu Artha.

Sejatinya, pembangunan jembatan penghubung merupakan hal penting untuk berbagai kepentingan. “Jalur ini tak pernah ada jembatan padahal akses yang samgat diperlukan menuju ke kota, distribusi hasil bumi dan bersekolah. Mereka hanya perlu jembatan gantung agar masyarakat bisa menyeberang. Atau menunggu korban jiwa berjatuhan lagi?,” tulis dia.

Putu Artha yang memiliki jaringan luas di Jakarta menuliskan kalimat di akhir postingannya itu bahwa telah menghubungi media televisi untuk memberitakan kondisi itu. “Sy sdh kontak juga media televisi di Jakarta untuk beritakan,” demikian postingan I Gusti Putu Artha.

Selain menulis fakta demikian, I Gusti Putu Artha juga memposting video berdurasi 3 menit 9 detik yang merekam para remaja generasi penerus bangsa itu saat menyeberangi sungai. Di video itu, para remaja ini tetap tertawa seolah tanpa beban, meskipun di hadapan mereka terhampar sungai beraliran deras. (top)

Comments
Loading...