BALASAN KEJAHATAN PENJAJAH ISRAEL ADALAH MELAWAN!

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Jalur Gaza menjadi penjara terbuka nan terbesar di dunia. Rakyat di Jalur Gaza setiap saat menjadi korban kekejian militer Israel yang secara terstruktur dan sistematis selama berpuluh-puluh tahun.

Israel menuding kejahatan mujahidin Gerakan Perlawanan Islam-Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang menyerang warga sipil Israel hingga menyulut perang hingga saat ini, seolah menutup fakta kejahatan berpuluh-puluh tahun terhadap warga Palestina.

Terhadap kejahatan Israel berpuluh-puluh tahun itu, maka tak ada sikap lain, kecuali melawan. Demikian ditegaskan Juru Bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaidah, Kamis (21/12/2023).

Abu Ubaidah mengungkapkan bahwa musuh sebelumnya telah menghancurkan, merusak, membunuh, meninggalkan dan melakukan pembantaian sepanjang sejarahnya yang hitam dan berdarah.

Atas tindakan militer Israel, membuat rakyat Palestina memberikan perlawanan.“Rakyat kami tidak punya pilihan selain membalas dendam dan membayar harga atas kejahatan dan pembantaiannya dan bersikeras untuk melawannya dan berupaya untuk menyapu bersihnya,” tutur Abu Ubaidah.

Musuh sebut Abu Ubaidah, terus mengulangi kebodohan dan kesalahan sejarahnya. Sebab, seperti penjajah pendudukan lainnya, mereka terputus dari realitas rakyat, mengabaikan budaya dan peradabannya. Dan tidak memahami makna kehendak masyarakat bebas, mencari pembebasan dari pendudukan.

“Musuh yang tersesat, dalam krisis, dan sombong ini tidak mengambil satupun pelajaran dari pengalaman sejarah.Dia sebelumnya telah membunuh para pemimpin dan membunuh ribuan mujahidin di antara rakyat kami, sehingga darah mereka menghasilkan kemenangan dan jiwa mereka diwariskan kepada kita, perlawanan dan kekuatannya,” ungkap Abu Ubaidah.

Tujuan musuh untuk melenyapkan perlawanan tegas Abu Ubaidah, pasti akan gagal. Hal tersebut sudah menjadi fakta yang tak terbantahkan. “Adapun tujuan memulihkan tawanannya, kegagalan dan operasi terkait musuh telah membuktikan apa yang kami umumkan sejak hari pertama perang, bahwa masalah ini adalah pertukaran,” kata dia.

Berlanjutnya agresi sama sekali urai Abu Ubaidah, tidak memungkinkan adanya pembebasan tawanan. Apalagi, kemungkinan pembebasan mereka melalui operasi militer langsung.

Oleh karena itu, jika musuh dan pendukungnya ingin menangkap mereka hidup-hidup, mereka tidak punya pilihan lain. Selain menghentikan agresi.

“Tidak mungkin melepaskan tawanan musuh hidup-hidup kecuali dengan mengadakan perundingan dengan jalan yang telah diketahui melalui mediator. Ini adalah kedudukan yang tetap dan tidak ada alternatif selain itu. Kecuali, terus berjatuhannya tawanan musuh yang mati, karena tembakan dari kesombongan tentara dan dengan keputusan kepemimpinan politik mereka, yang menghindari kebenaran dan mengakuinya,” ungkapnya.

Abu Ubaidah menyampaikan rasa salutnya kepada warga di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki. Wilayah itu menjadi sasaran serangan Israel yang menunjukkan kebohongan, kejahatan, dan kegigihan musuh dalam tirani.

“Baik rakyat kami berperang dan memiliki senjata dan peralatan atau tidak bersenjata dan berperang dengan beberapa senjata, batu, dan belati. Jadi, wahai anak-anak bangsa kami, ambillah buku ini dengan kekuatan dan gerakkan senjatamu untuk mempertahankan martabatmu, kesucian mereka, desamu, rumahmu, dan kehormatanmu,” puji Abu Ubaidah.

“Kami salut kepada para pejuang bangsa kami yang membingungkan musuh dan orang-orang di belakangnya dengan menghancurkan frontnya secara militer, ekonomi, moral dan keamanan. Terutama di front Yaman dan Lebanon, yang membuat pendudukan memohon perlindungan kepada para pemimpinnya. Ketakutan akan apa yang akan terjadi dan yang terburuk akan datang atas kuasa dan perintah Allah,” katanya lagi.

“Kesimpulannya, kami memohon kepada tangan orang-orang kami yang hebat dan sabar yang memikul beban seperti gunung dalam menghadapi bencana Nazi-Zionis ini, namun mereka tetap tegar dan sabar di tanah mereka,” ujar dia.

“Salam kepada seluruh mujahidin dan pejuang perlawanan rakyat kami di medan perang yang telah membuat musuh dan sekutunya terheran-heran dengan ketabahan, keberanian, ketabahan dan kepahlawanannya.Kami yakin kepada Allah bahwa kesabaran dan ketabahan yang luar biasa ini tidak akan sia-sia di masa depan. Keseimbangan Allah dan hasilnya akan baik, penaklukan dan bermartabat dan itu akan menjadi awal dari kemenangan besar dengan pertolongan dan kekuatan Allah, dan Allah memiliki kemenangan atas perintah-Nya. Namun kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa itu adalah jihad kemenangan kesyahidan,” demikian Abu Ubaidah. (top/**)

 

Comments
Loading...
error: Content is protected !!