7 Hari RS Assyifa Dikepung, Kondisi Tenaga Medis & Pengungsi Semakin Parah

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Militer Israel telah mengepung Rumah Sakit Assyifa selama kurun waktu 7 hari, terhitung sejak tanggal 18 Maret 2024 menyebabkan kondisi tenaga medis berikut pengungsi yang mencari perlindungan di rumah sakit itu semakin parah.

Komisi Internasional untuk Mendukung Hak-Hak Palestina (HASHD) dalam keterangan persnya, Ahad (24/3/2024) melaporkan kondisi kekinian di rumah sakit terbesar yang terletak di Rimal Utara, Kegubernuran Gaza, Palestina. Lembaga non profit ini memantau perkembangan di Jalur Gaza secara keseluruhan dan terkonsentrasi memantau kondisi Rumah Sakit Assyifa.

“Komisi Internasional HASHD mengutuk pengulangan pengepungan Rumah Sakit Assyifa sebagai kejahatan mencolok mencerminkan tekad pasukan Pendudukan Israel untuk melanjutkan tindakan genosidanya terhadap warga Jalur Gaza, Palestina,” demikian dilaporkan otoritas HASHD.

Pasukan Israel tetap bertahan menyerang dan mengepung RS Assyifa mengeluarkan

perintah untuk mengevakuasi para pengungsi internal di dalamnya. Serangan tanpa henti ini melemahkan hak warga sipil untuk mengakses layanan kesehatan dan bertujuan untuk mengurangi populasi Kota Gaza sebagai bagian dari genosida yang sedang berlangsung sejak 7 Oktober hingga kini.

Pengepungan terhadap RS Assyifa sejak Senin (18/3/2024) dini hari melancarkan serangan bom udara, artileri serta tembakan yang menargetkan pasien, staf medis, dan internal pengungsi di dalam. Mengakibatkan hampir 200 kematian dan ratusan terluka sampai saat ini.

“Serangan terus menerus telah menyebabkan kehancuran beberapa gedung rumah sakit, menyebabkan sesak napas di antara para pengungsi dan pasien akibat kebakaran yang diakibatkannya, serta terputusnya aliran listrik, komunikasi, menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan, menghancurkan peralatan medis dan seluruh fasilitas di rumah sakit, dan mencegah terjadinya evakuasi korban luka akibat kebakaran hebat, menyasar siapa saja

bergerak di dalam RS Assyifa,” tutur HASHD.

Beberapa gambar yang didokumentasikan oleh jurnalis menunjukkan warga sipil menjadi sasaran oleh barisan tank dan orang-orang yang terluka ditabrak oleh tapak tank. Pasukan Israel terus menahan 150 pasien dan 250 pengungsi, mengancam staf medis, dibunuh di tempat, seperti Dokter Mohammed Al-Nunu yang menolak meninggalkan rumah sakit dan terus memberikan layanan kesehatan pasien.

“Perlu disebutkan bahwa serangan ini adalah yang ketiga sejak awal agresi militer di Gaza, ketika pasukan Israel melancarkan serangan di kompleks medis terbesar di Gaza pada pertengahan November tahun lalu, menghancurkan sebagian besar dan mengevakuasi seluruhnya sebelum mundur setelah lebih dari dua pekan. Selanjutnya, rumah sakit berubah menjadi tempat berlindung bagi ribuan pengungsi. Baru-baru ini, rumah sakit tersebut melanjutkan kembali sebagian layanan kesehatannya, namun hanya sebatas itu saja dievakuasi lagi, dengan lebih dari 800 orang ditangkap setelahnya, ditelanjangi, disiksa, dan ditahan di lokasi yang tidak diketahui. Termasuk jurnalis dan dokter yang memenuhi tugas kemanusiaan mereka di dalam rumah sakit. Beberapa laporan mengindikasikan adanya eksekusi langsung terhadap puluhan orang pengungsi dan pekerja rumah sakit, sementara lebih dari 65 keluarga terpaksa meninggalkan kompleks, dan seluruh keluarga dibunuh,” laporan HASHD. (top/*)

Comments
Loading...