Tentara Israel Cegah Pasokan Makanan, Warga Gaza Terancam Kelaparan

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Warga Jalur Gaza, Palestina kesulitan mendapatkan pasokan makanan. Tentara Israel dengan sengaja mencegah masuk bantuan distribusi makanan ke wilayah Jalur Gaza. Ancaman kelaparan dihadapi warga.

Untuk kebutuhan makanan di wilayah Utara Kegubernuran Gaza misalnya, membutuhkan 1.300 truk makanan setiap harinya.

“Ribuan truk makanan setiap hari utuk keluar dari kelaparan. Dan penjajah mempercepat terjadinya kelaparan nyata dengan membunuh 14 warga yang mencoba mendapatkan makanan,” ungkap Juru Bicara Kantor Media Pemerintah Palestina, Ismail Abu Tsawabitha, Sabtu (13/1/2024) malam waktu Gaza atau dini hari waktu Indonesia.

“Kami sekali lagi membunyikan peringatan mengenai fokus tentara pendudukan Israel yang sengaja menyebabkan kelaparan nyata di wilayah Gaza dan Gaza Utara,” kata Ismail.

Tentara Israel sebut Ismail, mencegah masuknya bantuan, perbekalan, serta makanan dan ransum. material, serta penembakan terhadap truk yang mencoba mencapai wilayah Gaza. Lebih dari 14 warga yang sedang mencari sepotong makanan untuk dimakan ditembaki serta menargetkan semua saluran air minum dan sumur, benar-benar mengganggu semua aspek kehidupan.

Pencegahan terhadap masuknya pasokan makanan menyebabkan sekitar 800.000 warga di wilayah Gaza dan Utara terancam mati. Kebijakan terbuka ini menegaskan niat pemerintah pendudukan Israel untuk melakukan hal ini.

“Perang genosida dan pengusiran paksa warga negara dari rumah mereka di bawah ancaman pembunuhan, senjata, pemboman, dan kelaparan, serta rasa haus, yang jelas-jelas melanggar hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan semua perjanjian internasional lainnya,” tutur Ismail.

Kegubernuran Gaza Utara saat ini membutuhkan 600 truk bantuan dan makanan setiap hari, dan Kegubernuran Gaza juga membutuhkan 700 truk setiap hari untuk memastikan bahwa kelaparan tidak terjadi di dua wilayah itu.

Ismail meminta masyarakat internasional dan Amerika Serikat, selain pendudukan Israel, bertanggung jawab penuh atas dampak bencana dan kematian akibat kelaparan dan kehausan, yang merupakan kebijakan yang terus dilakukan pendudukan sejak pendudukan Israel.

“Kami menuntut agar mereka segera menghentikan perang brutal ini dan menghentikan pertumpahan darah. Berhenti membunuh dan menargetkan warga sipil, anak-anak dan perempuan,” tegas Ismail Abu Tsawabitha. (top/**)

 

Comments
Loading...
error: Content is protected !!