1 Tahun Badai Al-Aqsha, 3.654 Aksi Pembantaian, 41.870 Warga Palestina Tewas

0

JAKARTA, OKENESIA.COM- Biro Media Pemerintah Palestina di Jalur Gaza merilis statistik terbaru mengenai 1 tahun genosida yang dilakukan penjajah israel ke Jalur Gaza, terhitung sejak awal meledaknya perang genosida 7 Oktober 2023 hingga 7 Oktober 2024.

“Tiga ratus enam puluh sembilan hari genosida penjajah Israel, 3.654 pembantaian yang dilakukan penjajah Israel, korban jiwa dan orang hilang mencapai 51.870 orang,” ungkap Kepala Biro Media Pemerintahan di Palestina, Ismail Abu Tsawabitha dalam siaran pers yang diterima Okenesia.com, Rabu (9/20/2024.

Selain korban meregang nyawa, sekira 10.000 orang dinyatakan hilang, sebanyak 41.870 korban jiwa, yang di antaranya 16.927 anak-anak dan 11.487 wanita.

“Balita yang dilahirkan meninggal dunia akibat genosida penjajah israel berjumlah 171 bayi, 710 anak di bawah umur 1 tahun meninggal dunia akibat agresi, 902 keluarga Palestina yang seluruh anggota keluarganya dibunuh penjajah Israel dan dihapus dari catatan sipil,” ungkap Ismail.

Blokade pangan di Jalur Gaza menyebabkan ratusan warga meningal akibat kelaparan akut, jumlahnya mencapai 136 orang.

Tidak saja warga sipil tak berdosa yang menjadi keganasan dan kebiadaban militer Israel, tapi kalangan tenaga kesehatan, seperti perawat dan dokter dibunuh, jumlahnya mencapai 986 orang, 85 orang tim SAR gugur, 175 orang jurnalis gugur,” kata Ismail.

Usai membantai, militer Israel membuat galian untuk menguburkan jasad syuhada secara tak layak
Belakangan ditemukan 7 kuburan massal yang dibuat oleh penjajah Israel di dalam rumah-rumah sakit. Jumlah 520 jasad yang telah dievakuasi dari 7 kuburan massal di dalam rumah-rumah sakit.

Sebanyak 97.166 orang luka-luka, mereka harus kehilangan sebagian anggota tubuhnya alias cacat permanen. “Statistik kami,69 persen korban adalah anak-anak dan wanita. Militer Israel menyerang 187 pusat penampungan pengungsi, 25.973 anak-anak menjadi yatim atau piatu atau yatim piatu, 3.500 anak terancam nyawanya karena gizi buruk dan krisis pangan,” urainya.

Ismail juga menjelaskan bahwa selama 152 hari penutupan seluruh penyeberangan di Jalur Gaza.

Penjagaan ekstra ketat di perbatasan pintu masuk Jalur Gaza menyebabkan pasokan makanan, obat obatan serta jenis bantuan lainnya memperparah kondisi warga. Ismail menyebut, 12.000 korban luka membutuhkan pengobatan di luar Jalur Gaza, 12.500 penderita kanker terancam nyawanya dan membutuhkan pengobatan, 3.000 pasien dengan berbagai penyakit yang diderita membutuhkan pengobatan di luar Jalur Gaza. Sebanyak 1.737.524 orang terinfeksi penyakit menular akibat pengungsian, 71.338 kasus infeksi virus hepatitis akibat pengungsian. Sekitar 60.000 wanita hamil terancam bahaya karena tidak adanya layanan kesehatan. Lebih dari 350.000 penderita penyakit kronis terancam bahaya akibat larangan masuknya obat-obatan,” urai Ismail. (top/*)

Comments
Loading...
error: Content is protected !!