JAKARTA, OKENESIA.COM– Situasi di Timur Tengah kembali memanas setelah serangan rudal dilaporkan diluncurkan dari Iran ke wilayah Israel pada Senin malam waktu setempat (16/6/2025).
Komando Pertahanan Dalam Negeri Israel menyatakan bahwa sirene peringatan serangan udara berbunyi di Tel Aviv dan wilayah tengah Israel, memicu kepanikan dan evakuasi massal warga ke tempat perlindungan darurat.
Demikian informasi yang diterima Okenesia.com dari akun Telegram Al-Jazeera.net, pagi ini.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel mengonfirmasi bahwa rudal-rudal tersebut berasal dari Iran, dan mereka mengimbau seluruh warga Israel untuk segera masuk ke dalam bunker atau tempat perlindungan yang telah disiapkan.
Sejumlah media Israel, termasuk Yedioth Ahronoth, melaporkan terdengarnya ledakan-ledakan keras di Tel Aviv dan kawasan sekitarnya.
Ledakan tersebut diyakini berasal dari upaya sistem pertahanan udara Israel untuk mencegat rudal-rudal yang datang. Media setempat juga menyebutkan bahwa beberapa rudal Iran berhasil dihancurkan di udara sebelum mencapai sasaran.
Sementara itu, ketegangan meningkat di tingkat global, ketika Presiden Amerika, Donald Trump menyatakan kepada media bahwa ia harus segera kembali ke Washington “sesegera mungkin” karena alasan yang “jelas.” Pernyataan itu memunculkan spekulasi bahwa konflik ini berpotensi memengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat secara signifikan.
Menanggapi situasi tersebut, Menteri Pertahanan Amerika Serikat dalam wawancara dengan Fox News menegaskan bahwa pihaknya masih berkomitmen untuk mencari solusi diplomatik dengan Iran. Ia menyebutkan bahwa Presiden Trump masih berharap adanya kesepakatan dengan Teheran, meski ketegangan meningkat.
Meski demikian, Menhan AS juga menambahkan bahwa Amerika Serikat memiliki kepentingan dan aset strategis di kawasan Timur Tengah, dan akan mempertahankan personel serta fasilitas AS dari segala bentuk ancaman.
Ia juga menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Iran dilakukan dalam rangka membela diri.
Namun, laporan dari CBS News yang mengutip sejumlah pejabat tinggi AS menyebutkan bahwa Amerika Serikat tidak akan terlibat langsung secara militer bersama Israel dalam operasi ofensif terhadap Iran. Meski demikian, Dewan Keamanan Nasional AS saat ini sedang berada dalam kondisi siaga 24 jam penuh sejak Israel memulai operasi militernya.
Konflik ini menjadi perkembangan terbaru dari ketegangan yang telah lama membayangi hubungan antara Israel dan Iran, yang selama bertahun-tahun terlibat dalam perang bayangan melalui serangan udara, serangan siber, hingga dukungan terhadap kelompok proksi di wilayah Lebanon, Suriah, dan Gaza.
Belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau kerusakan akibat serangan rudal ini, namun situasi saat ini masih sangat dinamis dan berpotensi berkembang menjadi konflik berskala lebih besar. (top/*)