Pengiriman Bantuan Makanan WFP Ditunda Perburuk Situasi Kemanusiaan Gaza
JAKARTA, OKENESIA.COM- Penundaan pengiriman bantuan pangan oleh World Food Programme (WFP) atau Program Pangan Dunia, lembaga PBB yang menangani masalah kelaparan dinilai akan memperbutuk situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina.
Demikian pernyataan yang disampaikan Juru Bicara Kantor Media Pemerintah Palestina, Ismail Abu Tsawabitha, Selasa (20/2/2024) yang diterima Okenesia.com, Rabu (21/2/2024) siang ini.
“Kami menyerukan kepada Program Pangan Dunia (WFP) untuk segera membatalkan keputusan buruknya yang menunda pengiriman bantuan pangan, dan kami meminta pertanggungjawaban PBB dan komunitas internasional,” kata Ismail.
Pihaknya sebut Ismail, terkejut dengan keputusan WFP yang menunda pengiriman bantuan makanan di Gaza utara. Itu berarti hukuman mati bagi tiga perempat juta orang, dan semakin memperburuk situasi kemanusiaan secara eksponensial.
“Kami menyatakan penolakan mutlak terhadap keputusan ini, yang akan mengakibatkan bencana global,” ungkap Ismail.
Kantor Media Pemerintah Palestina menyerukan kepada semua lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera kembali bekerja di wilayah Gaza dan Gaza Utara dan tanpa ragu-ragu, alih-alih mengingkari dan melarikan diri dari tanggung jawab dan mandat internasional yang harus dilaksanakan.
“Dan kami menganggap mereka bertanggung jawab penuh atas hal tersebut. Kegagalan yang jelas dalam menjalankan tugas yang ditugaskan kepada mereka, dan kami juga menganggap mereka bertanggung jawab atas akibat yang sangat buruk, yaitu kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza,” tutur Ismail.
Pihaknya sebut Ismail Abu Tsawabitha, menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk mengambil sikap historis, moral dan kemanusiaan dalam menghadapi bencana kemanusiaan yang menjadi kenyataan di Jalur Gaza, khususnya perang genosida dan perang kelaparan.
“Kami menyerukan kepada masyarakat Arab untuk melakukan demonstrasi di jalan-jalan dalam rangka mendukung Jalur Gaza, yang sedang menjadi sasaran genosida, terhadap warga sipil, anak-anak dan perempuan,” demikian seruan Juru Bicara Kantor Media Pemerintah Palestina, Ismail Abu Tsawabitha. (top/**)